Showing posts with label KISAH INSPIRATIF. Show all posts
Showing posts with label KISAH INSPIRATIF. Show all posts

Monday, July 3, 2023

KISAH PEDAGANG BATU CINCIN YANG ISTIQOMAH












Kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah, Jumat 22 Maret 2013, saya berjalan-jalan di pasar tengah Bandar Lampung, dalam rangka melihat-lihat batu permata ruby, batu dari jenis mineral korundum (aluminium oksida). Ya, sekedar jalan-jalan saja, sekedar menikmati indahnya batu buatan alam ini. Walaupun tidak membeli, rasanya sudah puas hanya dengan melihat-lihat keindahannya, serta tidak lupa menanyakan harga sebagai perbandingan batu antara satu sama lain.

Dalam perjalanan pulang, mata saya tertuju pada seorang pedagang batu, sehingga saya tertarik mendekat. Sambil memperlambat langkah saya, saya mengamati pedagang yang berjualan ini, yang masih terlihat muda dengan jenggot dan celana cantung di atas mata kaki. Sembari saya mengamati batu jualannya yang kebanyakannya merupakan batu yang belum diasah dari jenis "agate", dan beberapa batu yang sudah jadi dan diikat dengan cincin. Jika dibandingkan dengan yang lain, mungkin dia termasuk yang sederhana, miskin dagangannya.

Belum berhenti langkah saya, saya melihat bapak ini seperti terkejut sambil berkata, "Wah.. sudah jam tiga ya.. enggak terasa.. kaget saya." Dia berkata pada dua orang yang sedang tengah asik melihat-lihat dan bernego batu dengan perawakan tubuh yang terlihat sedikit preman. Salah satunya memiliki tato dan kalung di lehernya. Kemudian dia meneruskan kata-katanya, "Sudahan dulu ya, pak.. mau tutup dulu.. saya mau solat asar, nanti dilanjut lagi.. belum tenang rasanya hati (berdagangnya) kalau belum solat asar."

Kemudian kedua bapak pembeli tadi berkata, "Jadi gimana ini, pak?" Sang pedagang berkata, "Nanti dilanjut lagi ya, pak.." dengan lembut dan tersenyum, sembari mengemasi barang dagangannya, tanpa takut kehilangan rizki dari konsumen yang hampir jadi membeli.

Saya mendengarnya, di dalam hati berucap, "MasyaAllah..." Sungguh luar biasa orang ini. Dia meninggalkan harta demi solat, padahal pada saat itu baru jam 3 lebih-lebih sedikit, azan pun belum terdengar. Kemudian saya melanjutkan perjalanan pulang saya, sambil terus terngiang (takjub) dari peristiwa yang baru saja saya lihat. Sungguh tidak mudah menjadi orang seperti ini, semoga Allah memulyakan orang-orang seperti ini di dunia dan akhirat kelak, amin.

Sunday, July 21, 2013

Sejarah Kitco




Sejarah kitco, Pada ahir tahun 1970,seorang mahasiswa muda memutuskan untuk memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan bisnisnya untuk diuji. Pada saat itu, Bart Kitner dipersenjatai dengan modal yang kurang lebihnya sekitar 700 Dollar. Jadi dia dengan penuh ketabahan memanfaatkan pengindraan peluangnya bagaimana cara memanfaatkan modal tersebut.

Kemudian dia membeli potongan emas dari toko perhiasan di Kanada Timur, setelah itu dia kembali sempurnakan dengan jalan menjadikannya butiran emas murni dan kemudian dijual kembali ke pemain besar. Setelah dia lulus dari Universitas McGill dia benar –benar sepenuh waktu berkarir di bidang ini. Ahirnya ia mampu mengembangkan usahanya ke daerah industri lainnya dan pada ahir tahun 1990-an memproduksi Logam Mulia.  

Bagaimanapun terobosan sesungguhnya datang pada tahun 1995, ketika website www.kitco.com diluncurkan. Jauh sebelum internet terjadi dimana – mana, dia membangun media online untuk kebutuahan perusahaannya. Informasi pasar yang istimewa, harga, tren, berita, yang dulunya telah dijaga ketat untuk melindungi pengetahuan bagi keuntungan beberapa pemain besar kini diberikan kepada semua orang. Dalam waktu singkat saja, www.kitco.com menjadi sumber informasi pasar logam mulia favorit dan terbesar di dunia. Dengan kombinasi yang menarik atas sebuah toko Logam Mulia online, harga yang terjadi saat ini, komentar para pakar pasar, sampai kepada berita terkini, dan informasi pasar yang dapat digunakan, web site ini menarik hampir 1 juta pengunjung setiap hari.

Selama bertahun tahun, bisnis Kitner yang telah berkembang dengan apartemennya dan pindah kekantor yang berukuran 800 kaki persegi di pusat kota Montreal. Hari ini, menempati lebih dari dua lantai dari gedung montreal  dan dua kota lainnya di New york dan Hongkong. Kekuatan yang mendorong itu, bagaimanapun adalah semangat kewirausahaan anak kuliahan dengan bakat menemukan peluang. 
*Diterjemahkan oleh Mr.TM


Monday, February 18, 2013

LO KHENG HONG MENJADI KAYA SAMBIL TIDUR



Lo Kheng Hong telah menjadi magnet bagi pasar modal Indonesia dan membuatnya sering disebut Warren Buffet-nya Indonesia.

Kisah hidup pria ini memang bisa menjadi inspirasi bagi setiap investor di pasar modal. Masa kecil Lo Keng Hong dilalui dengan keprihatinan. Ayahnya merupakan pegawai kecil. Mereka sekeluarga tinggal di rumah terbuat dari papan di daerah Jakarta Barat.

"Saya dari keluarga tidak mampu, tinggal di rumah tua. Tiap kita lihat ke atas rumah, atapnya bolong karena tidak ada plafon. Letak rumahnya juga sangat rendah, lebih rendah dari jalan raya, sehingga kerap getaran kendaraan di jalan amat mengganggu,"kenang pria yang akrab dipanggil Kheng Hong ini.

Saat lulus SMA, Kheng Hong mencoba melamar kerja. Saat itu, ia melamar kerja di Bank Overseas di daerah Hayam Wuruk. Saat itu, pada 1977, untuk mendapat pekerjaan tidak terlalu sulit. Ia pun diterima bekerja di bagian tata usaha. "Karier saya lama di bank itu karena bank itu tidak ada ekspansi. Sambil kerja saya juga kuliah,"jelas dia.

Dengan kuliah, Kheng Hong berharap kariernya bisa meningkat. Namun ternyata, harapannya kandas. Setelah menjadi sarjana, ia berharap ada promosi karier. "Saya tetap jadi pegawai TU. Yang lebih sakit, gaji saya 350 ribu rupiah, sementara yang fresh graduate 425 ribu rupiah,"ucap dia.

Ia pun memutuskan pindah ke bank lain yang lebih besar. Di sana ia diterima dengan fasilitas gaji dan tunjangan yang lebih baik. Kariernya pun meningkat karena seiring ekspansi bank, ia mendapat posisi sebagai kepala cabang. Gajinya pun meningkat jauh lebih besar. Namun, Kheng Hong punya prinsip hidup hemat.

"Saya hidup hemat, dan uang lebih 100 persen saya gunakan untuk beli saham,"jelas pria yang mengaku tidak pernah berutang dalam membeli saham ini. Pada 1994, saham yang ia beli naik berkali-kali lipat. Dengan kelebihan yang ia miliki, Kheng Hong bisa membeli rumah di kompleks Green Garden, Jakarta Barat.

Dirasa sudah cukup mendapat keuntungan dari saham yang ia miliki, Kheng Hong pun memutuskan berhenti dari pekerjaannya. "Harta terbesar di dunia ada di pasar modal. Kalau kita tidak kenal pasar modal, maka hal itu sangat disayangkan,"terang pria berusia 53 tahun itu.

Bukan kali itu saja Kheng Hong mengalami peningkatan harta secara pesat. Pada 2005, ia membeli saham Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) dengan harga 250 rupiah. Secara bertahap, Kheng Hong membeli saham MBAI hingga memiliki enam juta saham atau 8,28 persen saham MBAI. Saham itu kemudian naik 12.600 persen menjadi 31.500 rupiah per saham.

Selain di saham itu, Kheng Hong mendapat imbal hasil besar dari PT Hexindo Adiperkasa Tbk, PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Gadjah Tunggal Tbk (GJTL), PT Charoen Pokphan Tbk (CPIN), PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Harga Hexindo mengalami kenaikan 14.000 persen dari saat pertama Kheng Hong membelinya.

Sumber Inspirasi
Ada empat alasan mengapa Kheng Hong memilih menjadi investor saham. Pertama, investor saham bisa menjadi orang terkaya di dunia. Ia sangat mengidolai Warren Buffet. Dari Buffet, ia belajar banyak hal.

"Saya sudah baca puluhan buku tentang Buffet. Buku-bukunya sangat menginspirasi saya,"terang dia.

Pelajaran kedua yang ia dapat dari membeli saham adalah keuntungan perusahaan itu hak si pemegang saham. Direksi dan karyawan bekerja keras, tapi ketika perusahaan meraih laba, yang menikmati adalah pemegang saham. Karena itu, Kheng Hong menyarankan pada pemula yang mencoba berkecimpung di pasar modal untuk membeli perusahaan yang memiliki untung besar.

Menurut Kheng Hong, membeli perusahaan yang untung besar itu seperti membeli mesin pencetak uang. Karena itu, berbeda dengan investor lain, ia cenderung memilih perusahaan yang menggunakan laba untuk ekspansi usaha daripada membagi dividen ke pemegang saham. Menurut dia, hasil invetasi di saham mengalahkan investasi lainnya, seperti obligasi, emas, dan properti.

Tentang apa yang telah diraihnya saat ini, Kheng Hong mengaku cukup puas. Menjadi investor memberinya dua keuntungan sekaligus. Selain memiliki banyak uang, dia memiliki sangat banyak waktu luang. Sejak awal memutuskan menjadi investor, Kheng Hong memang sudah mengincar kebebasan finansial dan waktu.

"Di dunia ini kan ada empat macam orang. Pertama itu adalah orang yang punya banyak waktu tetapi tidak punya uang (pengangguran). Kedua, orang yang punya banyak uang tetapi tidak punya waktu (pengusaha). Ketiga, orang yang tidak punya uang dan tidak punya waktu (karyawan). Keempat, punya banyak uang dan punya banyak waktu. Itu biasanya seorang investor,"jelas dia.

Dengan menjadi investor, Kheng Hong mengaku terbebas dari rasa pusing untuk mengurus karyawan atau pelanggan jika dia menjadi seorang pengusaha ataupun eksekutif. Pasalnya, segala macam urusan itu telah diserahkan kepada orang-orang profesional yang menjadi direksi, komisaris, manajer, dan karyawan.

Padahal, keuntungan terbesar dari keberhasilan yang dicapai perusahaan sepenuhnya merupakan hak dari pemegang saham atau investor. Direksi, komisaris, atau karyawan hanya mendapat jatah dari gaji dan bonus yang diberikan.

"Jadi, falsafah hidup saya adalah bagaimana saya bisa menjadi kaya sambil tidur. Kan namanya sleeping partner karena saya nggak boleh ikut campur,"kata pria yang memilih tidak mau menjadi komisaris di sejumlah emiten meski dia memiliki hak dengan porsi saham yang relatif besar. wan/E-11



Empat Jurus Memilih Saham

Menjadi sukses dalam bermain saham tentunya punya strategi khusus. Bagi Kheng Hong yang sangat terinspirasi dengan Warren Buffet ini, terdapat empat syarat yang harus dipenuhi sebelum dia memutuskan untuk membeli saham tertentu.

Syarat yang pertama dan paling utama dalam membeli saham adalah manajemen, termasuk pemegang saham pengendali yang menunjuk jajaran manajemen. Menjadi investor di suatu perusahaan berarti memercayakan seluruh harta milik kita ke manajemen.

"Jika dalam membeli properti pertimbangan utamanya adalah lokasi, lokasi, dan lokasi, maka dalam membeli saham, yang menjadi pertimbangan utama adalah manajemen, manajemen, dan manajemen,"kata Kheng Hong. Secara spesifik, dia mengaku emiten-emiten dalam Grup Astra, dan BUMN telah terbukti baik.

Selanjutnya, syarat lain yang mendorong Kheng Hong membeli suatu saham adalah perusahaan tersebut harus memiliki bisnis yang hebat. Bisnis yang hebat ini bisa diukur dari tingkat profitabilitas suatu perusahaan, misalnya saja dari tingkat Return on Equity (ROE) yang tinggi atau dari marjin laba bersihnya.

Untuk kategori bisnis yang hebat ini, Kheng Hong menunjuk bisnis produksi DOC milik Multibreeder (MBAI) yang sulit dimasuki pemain lain. Saat ini, praktis di Indonesia hanya ada dua pemain yang bisa eksis di bisnis yang harus dikelola dengan standar biosecurity yang sangat tinggi itu.

Syarat yang ketiga, yang dilihat Kheng Hong adalah jenis perusahaan yang bertumbuh atau growing. Dia memilah peruahaan menjadi empat kategori. Pertama, perusahaan yang merugi terus. Kedua, perusahaan yang kadang untung dan kadang rugi. Ketiga, perusahaan yang laba terus tetapi stagnan.

"Jenis perusahaan yang keempat itu adalah perusahaan yang bisa menghasilkan laba yang terus bertumbuh setiap tahunnya. Ini adalah perusahaan yang growing,"kata pria yang punya hobi mengamati laporan keuangan emiten ini.

Terakhir, pertimbangan Kheng Hong dalam memilih saham adalah valuasi yang murah. Berbeda dengan investor umumnya, Kheng Hong konsisten memvaluasi saham berdasarkan kemampuannya mencetak laba (Price Earning Ratio). Dia tidak mempermasalahkan jika harga suatu saham telah naik tinggi, asalkan PE-nya masih relatif kecil. nse/E-11
© koran-jakarta.com

Saturday, February 16, 2013

Warren Buffett Akuisisi Induk Perusahaan Kecap ABC

VIVAnews - Kekayaan guru investasi dunia ini ( Warren Buffett) , mencapai US$47 miliar. Majalah Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya ketiga didunia. Saat itu, pundi hartanya masih sekitar US$44 miliar.

Melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway, investasinya telah mendunia. Dari pasar modal hingga institusi keuangan. Selama periode 1965 hingga 2011, rata-rata kinerja investasinya naik hampir 20 persen.

Pada awal 2013, ekspansi Buffett tak berhenti. Kerajaan bisnisnya makin menggurita. Yang teranyar, melalui kendaraan bisnisnya, Berkshire, dia mengakuisisi HJ Heinz Co. Ltd. Heinz adalah perusahaan makanan berbasis di Pittsburgh, Pennsylvania, AS yang identik dengan produk saus. Termasuk saus dan kecap merek ABC yang diproduksi anak usahanya, PT Heinz ABC Indonesia.

Berkshire menggandeng 3G Capital Management, perusahaan investasi global asal Brasil yang fokus pada penciptaan nilai jangka panjang. Dilansir CNBC, Jumat 15 Februari 2013, Buffett telah mengincar Heinz sejak tahun lalu. Namun, kesepakatan baru dapat terlaksana pada awal 2013.

Buffett dan 3G Capital harus merogoh kocek hingga US$28 miliar atau sekitar Rp270 triliun untuk akuisisi itu, termasuk guna membayar utang perusahaan. Nilai itu setara US$72,50 per saham.

Harga per saham itu premium 20 persen dari penutupan 13 Februari 2013 di level US$60,48, atau premium 23 persen dari rata-rata harga saham Heinz selama 90 hari terakhir.

"Heinz adalah salah satu merek yang paling dihormati dalam industri pangan global. Transaksi bersejarah ini memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi pemegang saham Heinz," kata Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Heinz, William R Johnson dalam penjelasan tertulisnya.

Jonhson berharap, kemitraan dengan Berkshire Hathaway dan 3G Capital akan menjadi babak baru dalam sejarah Heinz. Apalagi, kedua mitra itu dikenal sebagai investor yang cukup dihormati.

Sebagai perusahaan swasta, dia menambahkan, Heinz akan berkesempatan untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi. Perusahaan juga akan berkomitmen untuk memberikan produk bergizi dan sehat.

Sementara itu, Buffett, menambahkan, Heinz memiliki kinerja yang kuat. Perusahaan juga berpotensi tumbuh secara berkelanjutan berdasarkan standar kualitas tinggi, inovasi yang berkesinambungan, dan manajemen yang sangat baik.
"Keberhasilan global mereka adalah bukti kekuatan investasi dan tim manajemen. Kami sangat senang menjadi bagian dari kemitraan ini," tuturnya.
Managing Partner 3G Capital, Alex Behring, menjelaskan, pihaknya sangat menghormati merek Heinz dan bisnisnya yang kuat. Manajemen dan karyawannya beroperasi di seluruh dunia.

"Kami mendekati Heinz untuk mengeksplorasi, bagaimana bisa bekerja sama untuk memperluas nilai dari merek secara berkelanjutan," ujarnya.

Untuk itu, Behring menambahkan, menyadari kekuatan nilai dan merek Heinz, 3G Capital berharap dapat bekerja sama dengan seluruh karyawan, pemasok, dan pelanggan. Berkshire Hathaway dan 3G Capital pun berjanji untuk mempertahankan Pittsburgh sebagai markas perusahaan di pasar global.

Pendanaan akuisisi
Transaksi akuisisi ini akan dibiayai melalui kombinasi dana tunai yang disuntikkan Berkshire Hathaway dan afiliasinya 3G Capital, roll over utang yang ada, serta pembiayaan utang yang telah dilakukan JP Morgan dan Wells Fargo.

Berkshire Hathaway selama ini telah berinvestasi di berbagai industri terkemuka, termasuk pada banyak merek terkenal. Sementara itu, 3G Capital merupakan perusahaan investasi global dengan penekanan khusus untuk membangun dan memperluas merek besar serta bisnis perusahaan.

Transaksi ini juga akan tunduk pada persetujuan pemegang saham Heinz. Persetujuan dari regulator dan proses akuisisi itu diharapkan rampung paling lambat kuartal ketiga 2013.

Bertindak sebagai penasihat untuk transaksi akuisisi itu adalah Centerview Partners dan BoA Merrill Lynch sebagai penasihat keuangan. Sementara itu, Davis Polk & Wardwell LLP bertindak sebagai penasihat hukum.

Selanjutnya, Lazard menjabat sebagai koordinator penasihat keuangan. JP Morgan dan Wells Fargo selaku penasihat keuangan untuk konsorsium investasi.

Sedangkan Kirkland & Ellis LLP ditunjuk untuk penasihat hukum bagi 3G Capital, dan Munger, Tolles & Olson LLP sebagai penasihat hukum Berkshire Hathaway.

Kabar akuisisi itu pun memicu saham Heinz di bursa Wall Street melonjak hingga 20 persen.
Setelah akuisisi itu, Buffett akan menyerahkan sepenuhnya manajemen Heinz kepada 3G Capital. "Jorge Paulo Lemann (pemilik 3G Capital) telah mengembangkan sekelompok manajemen yang lebih baik selama bertahun-tahun di Brasil," katanya.

Siapa Heinz?
HJ Heinz yang berkantor pusat di Pittsburgh, Pennsylvania, AS, adalah perusahaan global yang berbasis makanan. Terkenal dengan sejumlah merek ternama di enam benua.

Heinz menyediakan produk makanan yang diklaim lezat dan bergizi untuk keluarga di 200 negara di seluruh dunia. Pada lebih dari 50 negara, produk perseroan menguasai posisi teratas pangsa pasar atau nomor dua terbesar.

Pasar Heinz tersegmentasi di Amerika, Eropa, Asia Pasifik, dan kawasan dunia lainnya. Di seluruh dunia, Heinz identik dengan perusahaan saus tomat. Perusahaan menjual 650 juta botol kecap Heinz setiap tahun untuk jutaan keluarga di seluruh dunia. Motonya, "Jika tidak Heinz, tidak ada kecap."

Di Indonesia, Heinz melalui anak usahanya, PT Heinz ABC Indonesia, juga memiliki berbagai produk yang telah dikenal, seperti saus dan kecap ABC. "Heinz merupakan perusahaan dengan berbagai produk yang fantastis. Saya telah mengamati Heinz sejak 1980," kata Buffett, Jumat, 15 Februari 2013.

Buffett bahkan bercanda, setiap kali makan cheeseburger, dia selalu menggunakan saus Heinz. "Banyak, banyak sekali saya taburkan saus ke burger," katanya bercanda.
Pada akhir 2012, Heinz membukukan penjualan US$11,64 miliar dengan laba bersih US$923,15 juta.

Rencana besar lainSementara itu, Buffett melalui Berkshire yang memiliki dana tunai hingga US$47 miliar pada akhir 2012, masih menyiapkan rencana ekspansi besar lain. Selain menyediakan dana tunai sekitar US$20 miliar untuk keadaan darurat, Buffett masih memiliki "kelebihan uang tunai" sekitar US$27 miliar.

Dana tunai tersebut, menurut Buffett, disiapkan untuk investasi dan akuisisi. "Saya siap untuk 'gajah' (perusahaan besar) lain. Tolong, jika Anda melihat salah satunya di jalan-jalan, silakan telepon saya," kata Buffett bercanda.

Buffett menambahkan, sejak 2011, ia telah merencanakan untuk mengakuisisi perusahaan besar guna mempertahankan pertumbuhan bisnisnya, seiring ekonomi global yang cenderung melemah. (eh)