Tuesday, July 11, 2023

KAJIAN ILMIAH TELEPATI DILIHAT DARI TEORI DAWAI (STRING)



Apa itu TELEPATI?

Telepati berasal dari kata TELE dan PATHY dalam Bahasa Yunani, Tele berarti Jauh/Jarak sedangkan Pathy (pathe) yang berarti perasaan, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi atau saling menukarkan informasi dengan orang lain tanpa menggunakan indra. Ada juga yang mendefinisikan sebagai keajaiban atau kemampuan khusus yang dimiliki seseorang untuk membaca pikiran satu sama lain.

Teori STRING (Dawai) adalah teori yang di gagas atau ditemukan oleh fisikiawan Italia Bernama Gabriele Veneziano, yang pada tahun 1968 mengemukakan rumus matematis yang dikenal sebagai "rumus Veneziano" yang terkait dengan partikel-partikel elementer.

Interpretasi teori string dalam konteks spiritual adalah melalui konsep dimensi. Teori string berpendapat bahwa ada 10 atau 11 dimensi ruang-waktu, meskipun kita hanya merasakan tiga di antaranya. Hal ini membuat beberapa orang percaya bahwa dimensi lain mungkin berhubungan dengan alam spiritual kesadaran, realitas non-fisik, atau dimensi lain yang tidak dapat diakses oleh panca indera kita.

Beberapa orang percaya bahwa teori string dapat dikaitkan dengan kesadaran karena berpendapat bahwa semua partikel elementer terdiri dari string kecil yang bergetar. Sedangkan Teori String sendiri menganggap bahwa partikel-partikel dasar dalam alam semesta bukanlah titik-titik, tetapi dawai-dawai (strings) yang sangat kecil. Dawai ini memiliki panjang yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari skala subatomik. Getaran dari string ini menentukan jenis partikelnya (superstring vibration). Beberapa orang berteori bahwa getaran string yang berbeda dapat menimbulkan kondisi kesadaran yang berbeda pula. Dengan demikian, muncul pemahaman bahwa saat kita sadar akan diri kita sendiri, senar kita bergetar dengan cara tertentu. Saat kita tidak sadar akan diri kita sendiri, senar kita bergetar dengan cara yang berbeda.

Begitu juga dengan perasaan empati. Saat kita berempati dengan orang lain, senar kita bergetar dengan cara yang mirip dengan cara senar mereka bergetar. Hal ini memungkinkan kita untuk merasakan apa yang mereka rasakan.

Berikut adalah penjelasan yang mungkin tentang bagaimana teori string dapat menjelaskan rasa empati yang terhubung antara satu sama lain. Saat kita melihat orang lain kesakitan, otak kita mencatat informasi ini dan mengirimkan sinyal ke senar kita. Senar kita kemudian mulai bergetar dengan cara yang mirip dengan getaran senar orang lain. Ini memungkinkan kita untuk merasakan apa yang orang lain rasakan, meskipun secara fisik kita tidak mengalami rasa sakit yang sama.

Dengan demikian, artinya kita bisa memanipulasi perasaan orang lain jika kita mampu merubah atau menyamakan string dari orang lain tersebut. Misalnya, jika kita ingin membuat seseorang merasa bahagia, kita dapat mencoba menggetarkan senarnya dengan cara yang mirip dengan cara getar senar orang yang bahagia. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti menggunakan musik, kata-kata, atau gambar.

Bahkan dalam konteks yang lebih ekstrem, kita mampu memanipulasi pikiran orang tanpa melalui perantara indra penglihatan dan pendengaran. Pada tahun 2014, tim peneliti dari University of Washington dan Allen Institute for Brain Science berhasil mengirimkan pikiran dari otak satu orang ke otak orang lain. Para peneliti menggunakan teknik yang disebut stimulasi magnetik transkranial (TMS) untuk merangsang otak satu orang dengan sebuah pikiran. Stimulasi tersebut menyebabkan otak orang tersebut menghasilkan sinyal yang kemudian ditangkap oleh detektor di kepala orang lain. Sinyal tersebut kemudian digunakan untuk merangsang otak orang lain, menyebabkan mereka mengalami pemikiran yang sama. Pada tahun 2016, tim peneliti dari University of California, Berkeley, dan Stanford University mengembangkan tipe baru antarmuka otak-ke-otak yang dapat digunakan untuk mengirimkan gambar dari otak satu orang ke otak orang lain. Antarmuka menggunakan teknik yang disebut optogenetics untuk merangsang otak satu orang dengan sinyal cahaya. Sinyal cahaya menyebabkan otak orang tersebut menghasilkan gambar. Gambar itu kemudian diambil oleh detektor di kepala orang lain dan ditampilkan di layar. Ini hanya beberapa contoh dari penelitian yang sedang dilakukan pada komunikasi otak-ke-otak langsung. Masih terlalu dini untuk mengatakan kapan teknologi ini akan tersedia untuk umum, tetapi ini merupakan bidang penelitian yang menarik dengan potensi merevolusi cara kita berkomunikasi satu sama lain.

Tentu saja, ini hanya teori. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa teori string berkaitan dengan kesadaran. Namun, kesejajaran antara teori string dan konsep kesadaran telah membuat beberapa orang percaya bahwa teori ini dapat memberikan dasar ilmiah untuk memahami kesadaran.

Berikut adalah beberapa contoh spesifik tentang bagaimana teori string terkait dengan kesadaran:

1. Konsep medan kesadaran terpadu: Dalam beberapa interpretasi teori string, getaran string dikatakan memunculkan medan kesadaran terpadu. Bidang ini dikatakan sebagai realitas mendasar yang menghubungkan kita semua bersama.

2. Konsep keterikatan kuantum: Keterikatan kuantum adalah fenomena di mana dua partikel dihubungkan bersama sedemikian rupa sehingga mereka memiliki nasib yang sama, bahkan jika mereka dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Beberapa telah menafsirkan keterikatan kuantum sebagai bukti bahwa kesadaran adalah non-lokal, artinya tidak terbatas pada satu lokasi di ruang angkasa.

3. Konsep alam semesta holografik: Hipotesis alam semesta holografik menyatakan bahwa alam semesta adalah hologram, artinya ia diproyeksikan dari ruang berdimensi lebih rendah. Beberapa telah menafsirkan hipotesis alam semesta holografik sebagai bukti bahwa kesadaran juga holografik, artinya tidak terletak di otak kita, melainkan di ruang dimensi yang lebih tinggi.

Penting untuk dicatat bahwa ini hanyalah beberapa contoh bagaimana teori string dikaitkan dengan kesadaran. Ada banyak kemungkinan interpretasi lain, dan pada akhirnya tergantung pada masing-masing individu untuk memutuskan bagaimana mereka ingin memahami teori tersebut.

 

No comments:

Post a Comment