Dalam percakapan sehari-hari, istilah maniac dan hyper sering digunakan secara santai untuk menggambarkan orang yang “berlebihan” dalam melakukan sesuatu. Namun, secara ilmiah, kedua istilah ini punya latar belakang yang berbeda. Mari kita kupas, sambil tetap menjaga gaya penjelasan yang ringan.
1. Maniac – Obsesi pada Target yang Terus Berganti
Secara etimologis, maniac berasal dari kata mania dalam
psikologi, yang mengacu pada kondisi mood yang sangat tinggi atau perilaku yang
penuh energi dan impulsif. Pada konteks gaul, maniac biasanya merujuk
pada orang yang sangat terobsesi pada satu minat, tetapi mudah bosan dan
cepat berpindah ke minat lain.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
- Hobi:
Seseorang bisa sangat fanatik mengoleksi satu jenis barang, tapi beberapa
bulan kemudian pindah ke koleksi lain yang sama sekali berbeda.
- Hubungan:
Sering berganti pasangan, bukan karena tidak mampu menjalin hubungan,
tetapi karena rasa penasarannya cepat habis.
Karakter utama: pencari sensasi baru, mudah bosan, selalu berburu
pengalaman.
2. Hyper – Intensitas Tinggi pada Satu Target
Istilah hyper dalam psikologi sering dikaitkan dengan hyperactivity
(aktivitas berlebih) atau kondisi hiperfokus pada sesuatu. Dalam bahasa
gaul, hyper biasanya menggambarkan seseorang yang tidak bisa menahan
diri untuk terus berinteraksi atau melakukan hal yang sama berulang kali,
terutama pada objek yang sama.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
- Hubungan:
Sangat sering ingin bertemu pasangan, bahkan bisa beberapa kali sehari.
- Hobi:
Mengulang-ulang kegiatan favorit tanpa merasa bosan.
Karakter utama: intens, konsisten, dan kadang sulit mengendalikan
dorongan untuk “melakukan lagi dan lagi”.
3. Bisa Tumpang Tindih
Menjadi maniac tidak otomatis berarti hyper, dan begitu pula
sebaliknya. Tapi, dalam beberapa kasus, seseorang bisa menjadi keduanya: selalu
mencari hal baru (maniac) sekaligus mengulanginya secara intens (hyper).
Kombinasi ini biasanya menghasilkan produktivitas luar biasa jika diarahkan ke
hal positif—misalnya dalam belajar, penelitian, atau bisnis. Namun, jika
diarahkan ke perilaku negatif, bisa menimbulkan masalah sosial atau emosional.
4. Bagaimana Mengarahkannya ke Hal Positif
- Kenali
pola diri: Apakah
Anda tipe pencari sensasi baru (maniac), tipe pengulang yang intens
(hyper), atau kombinasi keduanya.
- Tentukan
tujuan jelas:
Salurkan energi tersebut ke target yang bermanfaat.
- Beri
batasan waktu dan sumber daya: Agar antusiasme tidak berubah jadi kelelahan atau stres.
Kesimpulan:
Maniac dan hyper dalam arti ilmiah adalah istilah yang
menggambarkan pola perilaku dengan tingkat energi dan fokus yang tinggi, namun
arah dan sifatnya berbeda. Dalam arti gaul, keduanya sering dipakai untuk
bercanda atau menggambarkan kebiasaan unik seseorang. Kuncinya adalah bagaimana
mengelola sifat ini agar menjadi kekuatan, bukan kelemahan.
