Dalam dunia perbankan, khususnya
Bank Perekonomian Rakyat (BPR), keberhasilan dalam pemasaran tidak hanya
bergantung pada produk dan harga, tetapi juga pada kemampuan komunikasi
persuasif. Salah satu teknik yang efektif dalam membangun hubungan dengan
calon nasabah dan meningkatkan closing rate adalah Teknik POGO yang
diperkenalkan oleh Zig Ziglar sekitar tahun 1960 s.d 1970 -an.
Siapa Zig Ziglar?
Zig Ziglar, lahir dengan nama
lengkap Hilary Hinton Ziglar pada 6 November 1926 di Coffee County, Alabama,
adalah seorang penulis, penjual, dan pembicara motivasi asal Amerika Serikat.
Sebagai anak ke-10 dari 12 bersaudara, ia menghadapi tantangan hidup sejak
dini, terutama setelah kematian ayahnya pada tahun 1932.
Kariernya dimulai sebagai penjual
peralatan masak untuk WearEver Cookware pada tahun 1947. Dari pengalaman ini,
ia menemukan hasratnya dalam bidang penjualan dan motivasi. Ziglar kemudian
menjadi pembicara motivasi terkenal, menginspirasi jutaan orang melalui seminar
dan buku-bukunya. Beberapa karya populernya antara lain "See You at the
Top" dan "Secrets of Closing the Sale". Ia juga mendirikan
Ziglar, Inc., sebuah perusahaan yang berfokus pada pelatihan pengembangan
pribadi dan profesional.
Apa Itu
Teknik POGO?
Teknik POGO
adalah metode wawancara yang digunakan oleh tenaga pemasaran untuk menggali
informasi penting dari calon nasabah. POGO merupakan akronim dari:
- P = Personal → Menanyakan hal-hal pribadi
calon nasabah, seperti pekerjaan, keluarga, atau gaya hidup.
- O = Organization → Memahami latar belakang
atau institusi tempat calon nasabah bekerja atau berbisnis.
- G = Goals → Mengetahui tujuan finansial atau
kebutuhan calon nasabah terkait simpanan atau kredit.
- O = Obstacles → Mengidentifikasi hambatan
atau keberatan yang mungkin menghalangi calon nasabah dalam mengambil
keputusan.
Berdasarkan
teknik POGO ini :
60% pembelian
terjadi karena pelanggan menyukai penjualnya (faktor emosional &
kepercayaan).
25% keputusan
dipengaruhi oleh kualitas dan manfaat produk (rasional & relevansi produk).
10% berasal
dari pertimbangan harga dan fleksibilitas pembayaran.
5% dipengaruhi
oleh urgensi dan relevansi waktu.
Teknik ini berfokus pada
pemahaman mendalam terhadap kebutuhan nasabah dengan menggunakan pendekatan
yang lebih personal dan strategis. Dengan menggunakan pendekatan ini, marketing
BPR dapat lebih memahami karakteristik dan kebutuhan nasabah, sehingga dapat
memberikan solusi keuangan yang lebih sesuai.
Penerapan
Teknik POGO dalam Komunikasi Persuasif
Komunikasi
persuasif adalah kemampuan untuk meyakinkan orang lain melalui cara yang halus,
logis, dan emosional. Teknik POGO sangat selaras dengan prinsip komunikasi
persuasif karena menggabungkan pendekatan membangun kepercayaan, menggali
kebutuhan, dan menawarkan solusi yang relevan.
Berikut adalah
contoh penerapan Teknik POGO dalam komunikasi persuasif untuk pemasaran BPR:
1. Membangun
Rapport dengan Nasabah (Personal)
Seorang tenaga
pemasaran yang baik harus mampu membangun hubungan awal yang kuat dengan calon
nasabah. Ini bisa dilakukan dengan bertanya mengenai aspek personal yang
relevan, seperti:
❝ Apa kabar, Pak Andi? Saya melihat
usaha ini sudah cukup lama ya pak? Apa yang membuat bapak menyukai usaha ini?.”
“Saya sering
mendengar bahwa membangun usaha dari nol itu penuh tantangan. Bagaimana
perjalanan Bapak hingga bisa mencapai tahap ini? ❞
Dengan membuka
percakapan seperti ini, calon nasabah akan merasa lebih nyaman dan terbuka
dalam berbicara.
2. Memahami
Latar Belakang dan Kebutuhan Nasabah (Organization & Goals)
Salah satu
elemen kunci dalam Teknik POGO adalah memahami tujuan finansial calon nasabah.
Setiap nasabah memiliki kebutuhan keuangan yang berbeda, seperti:
Keamanan
Finansial: Mencari produk simpanan seperti tabungan atau deposito untuk menjaga
kestabilan keuangan.
Modal Usaha:
Memerlukan kredit usaha untuk ekspansi bisnis.
Keperluan
Pribadi: Membutuhkan kredit konsumtif untuk pembelian rumah, kendaraan, atau
pendidikan anak.
Setelah
membangun rapport, tenaga pemasaran dapat menggali lebih dalam terkait bisnis
atau organisasi nasabah serta tujuan finansial mereka. Sebagai tenaga
pemasaran, memahami tujuan ini memungkinkan kita menawarkan solusi yang lebih
tepat. Contoh komunikasinya :
❝ Bagaimana pengelolaan modal sejauh ini pak? Apakah ada
tantangan tertentu yang Bapak hadapi dalam mengembangkan bisnis? ❞
Atau
untuk Funding
❝ pernah ke pikiran menyimpan sebagian keuntungan usaha dalam
deposito pak? atau justru sudah banyak nih depositonya? (sambil bercanda)"
Pertanyaan
seperti ini akan mengarahkan nasabah untuk berpikir mengenai opsi keuangan yang
tersedia di BPR.
3. Mengatasi
Hambatan dan Keberatan Nasabah (Obstacles)
Sering kali
calon nasabah memiliki keberatan atau keraguan sebelum memutuskan untuk
menyimpan atau meminjam dana di BPR. Teknik POGO membantu mengatasi keberatan
ini dengan cara yang lebih persuasif:
❝ Jika yang Bapak
khawatirkan adalah fleksibilitas pencairan deposito, kami memiliki opsi yang
lebih fleksibel dengan bunga tetap menguntungkan. Bagaimana menurut Bapak? ❞
Melalui
pendekatan ini, calon nasabah akan lebih terbuka terhadap solusi yang
ditawarkan dan merasa bahwa kepentingan mereka benar-benar diprioritaskan.
No comments:
Post a Comment