Contoh AI yang berkembang saat ini menunjukkan kemajuan luar biasa,
dengan potensi menjadi 10 kali lebih pintar daripada manusia pada tahun 2030,
bahkan mencapai 10.000 kali lebih mampu pada 2035. Kemajuan teknologi AI kini
semakin canggih dan meluas dalam berbagai bidang kehidupan kita. Sebagai orang
yang hidup di era digital, saya melihat bagaimana kecerdasan buatan telah
memberikan bantuan signifikan dalam mempercepat dan meningkatkan produktivitas
manusia.
Tidak hanya itu, teknologi AI mulai memainkan peran penting dalam
cara kita bekerja, belajar, hingga berinteraksi sehari-hari. Contoh AI dalam
kehidupan sehari-hari dapat kita lihat dari penggunaannya di sekolah dan
perguruan tinggi, serta bagaimana contoh kecerdasan buatan seperti ChatGPT
telah menjadi bagian dari revolusi digital pendidikan yang tak terelakkan.
Namun, sebuah studi dalam Nature Human Behaviour (2021) menemukan bahwa
penggunaan sistem berbasis AI dalam pengambilan keputusan ternyata mengurangi
keterlibatan kognitif individu. Di artikel ini, kita akan menjelajahi contoh
teknologi AI yang mengubah hidup, memahami peran AI sebagai "otak
kedua" manusia, dan membahas risiko saat AI menjadi terlalu pintar.
AI sebagai Otak Kedua: Apa Artinya?
Kecerdasan buatan atau AI bukanlah sekadar teknologi canggih. AI
merupakan cabang ilmu komputer yang berfokus pada pembuatan sistem yang dapat
meniru kecerdasan manusia, dirancang untuk berpikir, belajar, dan menyelesaikan
masalah secara mandiri. Konsep "otak kedua" ini berasal dari
pemikiran bahwa otak manusia diciptakan untuk menghasilkan ide, bukan untuk
menyimpannya.
Pada dasarnya, AI adalah sebuah upaya
untuk menciptakan mesin yang bisa 'berpikir' layaknya manusia. Sistem ini
menggunakan neuron buatan yang memproses
informasi bersama-sama, mirip dengan jutaan neuron di otak kita yang memproses
dan menganalisis informasi. Namun, berbeda dengan otak manusia, AI dapat
bekerja tanpa henti.
AI dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis. Pertama, AI Lemah
atau Narrow AI yang dirancang untuk tugas spesifik, seperti asisten virtual
(Siri, Google Assistant). Kedua, AI Kuat atau General AI yang memiliki
kemampuan berpikir dan belajar layaknya manusia, meskipun masih dalam tahap
penelitian. Ketiga, Super AI yang mampu melampaui kecerdasan manusia, meski
masih bersifat teoretis.




